Penyakit Anthrax (Radang Limpa)
Anthrax
Anthrax adalah penyakit menular yang biasanya bersifat akut atau perakut pada berbagai jenis ternak (pemamah biak, kuda, babi dan sebagainya), yang disertai dengan demam tinggi dan disebabkan oleh Bacillus anthracis. Biasanya ditandai dengan perubahan-perubahan jaringan bersifat septicemi, timbulnya infiltrasi serohemorrhagi pada jaringan subkutan dan subserosa dan dengan pembengkakan akut limpa. Pelbagai jenis ternak liar (rusa, kelinci, babi hutan dan sebagainya) dapat pula terserang. Faktor-faktor predisposisi daat mempermudah timbulnya penyakit pada hewan-hewan yang mengandung spora yang bersifat latent.
Menurut penelitian, kerentanan hewan terhada anthrax dapat dibagi dalam beberapa kelompok:
Hewan-hewan pemamah biak terutama sai, domba kemudian berturut-turut kuda, rusa, kerbau dan pemamah biak liar lainnya
Babi tidak begitu rantan
Anjing, kucing, tikus dan sebagian besar bangsa burung realtif tidak rentan tetapi dapat diinfeksi secara buatan
Hewan-hewan berdarah dingin sama sekali tidak rentan
Manusia juga rentan terhadap infeksi bakteri ini, meskipun tidak serentan ternak pemamah biak. Anthrax merupakan salah satu zoonosis yang penting dan sering menyebabkan kematian pada manusia.
Di Indonesia anthrax menyebabkan banyak kematian pada ternak. Kerugian dapat berupa kehilangan tenaga kerja di sawah dan tenaga tarik, serta kehilangan daging dan kulit karena ternak tidak boleh dipotong.
Penyakit anthrax di Indonesia ditemukan sejak tahun 1884. Sejak itu Pemerintah baik pada masa kolonial Belanda sampai Pemerintah RI telah berupaya untuk menurunkan kasus-kasus penyakit bakterial ini.
Namun pada awal tahun 1990 tiba-tiba masyarakat peternakan Indonesia dikejutkan dengan wabah anthrax yang menyerang sapi-sapi perah di Boyolali. peristiwa ni menyebabkan jumlah ternak yang terjangkiti penyakit anthrax mencapai 3600 ekor sapi dan 1406 ekor sapi mati.
Penyebab
Penyebab penyakit anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Faktor-faktor seperti hawa dingin, kekurangan makanan dan keletihan dapat mempermudah timbulnya penyakit pada ternak-ternak yang mengandung spora yang bersifat laten.
Bacillus anthracis berbentuk batang, lurus dengan ujung siku-siku. dalam biakan membentuk rantai panjang. dalam jaringan tubuh tidak pernah terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau dalam rantai pendek dari 2 - 6 organisme. Dalam jaringan tubuh selalu berselubung (berkapsel). kadang-kadang satu kapsel melingkupi Beberapa organisme.
Bakteri Bacillus anthracis bersifat gram positif, berukuran besar dan tidak dapat bergerak. Bakteri yang sedang menghasilkan spora memiliki garis tengah 1 mikron atau Lebih dan panjang 3 mikron atau lebih.
Basil anthrax bersifat aerob dan akan membentuk spora yang letaknya di tengah bila cukup oksigen. Spora tersebut mampu hidup di tanah sampai puluhan tahun. Bentuk spora lebih tahan terhadap suhu pasteurisasi, oleh macam-macam desinfektan atau proses pembusukan dibandingkan bentuk vegetatif B. antracis.
Pemusnahan spora B. anthracis dapat dicapai dengan uap basah bersuhu 900C selama 45 menit, air mendidih atau uap basah bersuhu 1000C selama 10 menit, dan panas kering pada suhu 1200C selama satu jam.
Penularan
Cara penularan Anthrax
Spora dan tanah
Port d’entre Anthrax
Anthrax tidak lazim ditularkan dari ternak yang satu ke ternak yang lain secara langsung. Wabah anthrax pada umum nya ada hubungannya dengan tanah netral atau berkapur yang alkalis yang menjadi daerah inkubator bakteri tersebut.
Bila penderita anthrax mati kemudian diseksi atau termakan burung-burung atau ternak pemakan bangkai, maka sporanya akan dengan cepat terbentuk dan mencemari tanah sekitarnya. Bila terjadi demikian, maka menjadi sulit untuk memusnahkannya. Hal tersebut menjadi lebih sulit lagi, bila spora yang terbentuk itu tersebar angin. air pengolahan tanah,rumput makanan ternak dan sebagainya. Di daerah iklim panas lalat penghisap darah antara lain jenis Tabanus dapat bertindak sebagai pemindah penyakit.
Rumput pada lahan yang tercemari penyakit ini dapat ditempati spora. Apabila rumput ini dimakan sapi perah maupun ternak lainnya, mereka akan tertulari.
Penyebaran penyakit ini umumnya dapat berkaitan dengan pakan yang kasar atau ranting-ranting yang tumbuh di wilayah yang terjangkit penyakit anthrax. bahan pakan yang kasar kadangkala menusuk membran di dalam mulut atau saluran pencernaan dan masuklah bakteri Bacillus anthracis tersebut melalui luka-luka itu. jadi melalui luka-luka kecil tersebut maka terjadi infeksi spora.
Penularan dapat terjadi karena ternak menelan tepung tulang atau pakan lain atau air yang sudah terkontaminasi spora. Selain itu gigitan serangga pada ternak penderita di daerah wabah yang kemudian serangga tersebut menggigit ternak lain yang peka di daerah yang masih bebas merupakan cara penularan juga.
Pada manusia, biasanya infeksi berasal dari ternak melalui permukaan kulit terluka, terutama pada orang-orang yang banyak berhubungan dengan ternak.
Infeksi melalui pernafasan mungkin terjadi pada pekerja-pekerja penyortir bulu domba (wool-sarter’s disease), sedangkan infeksi melalui pencernaan terjadi pada orang-orang yang makan daging asal ternak penderita anthrax.
Gejala Klinis pada Ternak
Gejala klinis dan gejala umum anthrax
Gejala-gejala umum anthrax berupa pembengkakan di daerah leher, dada, sisi lambung, pinggang dan alat kelamin luar. Pembengkakan tersebut berkembang dengan cepat dan meluas, bila diraba tarasa panas, konsistensinya lembek atau keras, sedangkan kulit di daerah tersebut normal atau terdapat luka yang mengeluarkan eksudat cair berwarna kuning muda. Kemudian pembengkakan pada daerah leher, pada selaput lendir rektum serta pembengkakan berupa bungkul-bungkul. Anthrax ada 3 bentuk yaitu perakut, akut dan kronis.
Pada ternak terdapat tiga bentuk penyakit anthrax, yaitu perakut, akut dan kronis. Kondisi perakut mempunyai gejala penyakit yang sangat mendadak dan segera terjadi kematian karena perdarahan di otak. Gejala tersebut berupa sesak napas, gemetar kemudian ternak rebah. Pada beberapa kasus ternak menunjukkan gejala kejang-kejang. Kematian dapat terjadi hanya dalam waktu 2 - 6 jam saja.
Pada kondisi akut, mula-mula terjadi panas tubuh yang meningkat (demam), kemudian penderita menjadi gelisah, depresi dengan pernafasan susah. Gejala ini diikuti dengan jantung cepat dan lemah, kejang dan penderita segera mati. Selama penyakit berlangsung, demamnya mencapai 41,50C. Produksi susu berkurang dan susu yang dihasilkan berwarna sangat kuning atau kemerahan. Pembengkakan pada tenggorok dan lidah adalah salah satu gejala umum yang tampak.
Pada bentuk perakut kematian dapat mencapai 100% sedangkan dalam bentuk yang akut kematian dapat mencapai 90% meski telah dilakukan pengobatan.
Sedangkan anthrax bentuk kronis umumnya terdapat pada babi, tetapi juga terdapat pada ternak lainnya. gejalanya ditandai dengan adanya lepuh lokal terbatas pada lidah dan tenggorokan. Bangkai ternak yang mati karena anthrax dilarang keras untuk diseksi. Bangkai tersebut cepat membusuk karena sepsis dan sangat menggembung. Kekakuan bangkai (rigormortis) biasanya tidak ada atau tidak sempurna. Darah yang berwarna hitam seperti ter mungkin keluar dari lubang hidung dan dubur yang bengkak dan lekas membusuk. Selaput lendir kebiruan, sering terdapat penyembulan rektum disertai perdarahan.
Gejala patologis anatomis
Bangkai hewan yang mati karena anthrax dilarang keras untuk diseksi. Bangkai hewan yang mati karena anthrax cepat membusuk karena sepsis. Kekakuan bangkai biasanya tidak ada atau tidak sempurna. Darah yang berwarna hitam seperti ter mungkin keluar dari lubang hidung dan dubur yang bengkak dan ceat membusuk. Selaput lendir kebiruan, sering terdapat penyembulan rektum disertai perdarahan.
Pencegahan, Pengobatan dan perlakuan pemotongan hewan dan daging.
Bagi daerah bebeas anthrax tindakan pencegahan didasarkan ada peraturan yang ketat terhadap pemasukan hewan ke daerah tersebut. Anthrax pada hewan ternak daat dicegah dengan vaksin pada umumnya hewan ternak di daerah enzootik anthrax yang dilakukan setiap tahun disertai cara-cara pengawasan dan pengendalian yang ketata. Oleh karena anthrax pada hewan ternak sangat menular dan fatal, pengendalia enyakit didasarkan pada engobatan seawal mungkin disertai cara-cara pengendalian yang ketat. Hewan berpenyakit anthrax dilarang keras untuk dipotong.
Pencegahan
Tindakan pencegahan yang bisa diupayakan adalah (1) bagi daerah yang masih bebas anthrax, tindakan pencegahan didasarkan pada pengaturan yang ketat terhadap pemasukan ternak ke daerah tersebut (2) pada daerah enzootik anthrax, anthrax pada ternak ternak dapat dicegah dengan vaksinasi yang dilakukan setiap tahun. Pada sapi dan kerbau dosis 1 cc, pada kambing, domba, babi dan kuda dosis sebesar 0,5 cc. Vaksin diberikan secara injeksi subkutan.. Membuat preparat apus darah yang diambil dari telinga pada ternak yang mati secara tiba-tiba (3) jika ternak mati karena anthrax, maka tidak boleh dibuka bangkainya, tetapi diambil salah satu daun telinga dan masukkan ke dalam kantong plastik serta didinginkan jika mungkin, selanjutnya di bawa ke laboratorium untuk didiagnosis. Bangkai langsung dibakar atau dikubur sedalam 2 meter dan ditutup kapur, kulit dan bulu penderita dimusnahkan.
Pengobatan
Pengobatan umumnya dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara antiserum dan antibiotika. Antibiotika yang dipakai antara lain Procain Penisilin G, treptomisin atau kombinasi antara Penisilin dan Streptomisin.