Usaha ternak ayam ras petelur untuk saat ini dan yang akan datang cukup menjanjikan karena seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, permintaan akan telur semakin bertambah. Menurut Triana et al. (2007), untuk skala usaha 500 ekor dapat memperoleh pendapatan sebesar Rp 1.891.145,00; skala usaha 500 ekor diperoleh pendapatan sebesar Rp 1.891.145,00; skala usaha 1.000 ekor memperoleh pendapatan sebesar Rp 5.067.087,00; skala usaha 1.500 ekor pendapatan sebesar Rp 7.478.864,00;
untuk skala usaha 3.500 diperoleh pendapatan sebesar Rp 16.885.471,00. Ayam ras petelur dapat menghasilkan telur antara 250 sampai 280 butir per tahun,
bahkan untuk jenis Leghorn dapat mencapai 284-300 butir per tahun (Yuwanta, 2000). Ayam petelur mulai berproduksi pada saat umur 5 bulan dan akan terus menghasilkan telur sampai umurnya mencapai 10 - 12 tahun. Pada umumnya, produksi telur yang terbaik pada tahun pertama ayam mulai bertelur. Produksi telur pada tahun-tahun berikutnya cenderung akan terus menurun.
1.1. Memilih Ayam Ras Petelur
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih ayam ras petelur, yaitu:
a. Produksi telur ayam tinggi.
b. Ayam cepat mencapai dewasa kelamin (18-20 minggu).
c. Ukuran telur normal (60-65 g).
d. Kualitas telur bagus.
e. Bebas dari sifat mengeram.
f. Nilai afkhir ayam tinggi.
g. Konversi pakan rendah.
h. Pertumbuhan anak ayam relatif cepat.
i. Harga DOC bersaing.
j. Kemampuan adaptasi ayam terhadap lingkungan tinggi.
k. Kondisi ayam sesuai dengan kondisi cuaca.
Ayam berbulu tebal akan lebih cocok dipelihara di tempat yang bercuaca lebih dingin dari pada ayam yang berbulu tipis. Orpingtons, Cochins. Plymouth Rocks, Rhode Island Reds dan Wyandottes adalah ayam-ayam yang berbulu tebal yang berarti cocok pada cuaca dingin. Leghorn, Minorca, Andalusian, Hamburgs dan ayam Mediterranean lainnya akan lebih baik dipelihara pada tempat-tempat yang bercuaca lebih hangat.