Pemasaran ternak babi untuk ekspor harus dalam keadaan hidup dan memenuhi kualitas yang diminta negara importir. Sebagian yang di pasarkan di pasar dalam bentuk daging dan kulit babi di tempat khusus. Peningkatan populasi disebabkan kebutuhan konsumsi daging babi yang semakin meningkat pertahun. Ternak babi memiliki keterkaitan tradisi dan agama yang sangat kental di Bali sehingga ternak babi sulit dipisahkan dari kehidupan rumah tangga petani di Bali. Disisi lain, peningkatan populasi membutuhkan ketersediaan pakan ternak yang semakin meningkat setiap tahun
Ternak babi merupakan salah satu sumber daging dan untuk pemenuhan sumber gizi yang sangat efisien diantara ternak-ternak yang lain, sehingga arti ekonomi sebagai ternak potong cukup tinggi. Hal ini antara lain karena babi memiliki konversi terhadap makanan yang cukup tinggi. Semua bahan makanan bisa diubah menjadi daging, lemak dengan sangat efisien. Ternak babi mudah beradaptasi terhadap sistem pemakaian alat-alat perlengkapan kandang seperti tempat minum dan makanan yang otomatis, sehingga biaya lebih bisa dihemat.
Pemeliharaan dan perwatan babi merupakan salah satu kunci penting dalam usaha ternak babi. Pemeliharaan akan menentukan berhasil atau tidaknya satu usaha. Maka, cara pemeliharaan dan perawatan babai perlu mendapat perhatian. Produksi suatu usaha ternak babai dapat berupa babi sapihan dan babi siap potong. Penjualan anak babi sapihan umumnya dilakukan pada saat babi menginjak umur 2-3 bulan sedangkan babi siap potong, pemasarannya dilakukan setelah babi berumur 9-12 bulan dimana saat itu babi telah memiliki bobot hidup sekitar 90-125 kg.