Dunia Peternakan masih setia memberi informasi dalam bentuk makalah tentang peternakan. Kali ini makalah yang dipulish adalah MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG “Permasalahan
Peternakan Babi di Banyumas”. Langsung saja diriview
Usaha peternakan babi di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak babi. Melalui pengamatan dan penelitian yang cukup panjang dalam kehidupan manusia, ternyata babi merupakan hewan yang memenuhi syarat dapat cepat berkembang biak dan daspat menghasilkan daging yang lebih dari memadai bila dikelola secara baik berdasarkan tatalaksana peternakan yang mapan, sesuai dengan perkembangan ilmu beternak hasil pengalaman dan penelitian yang telah berjalan ribuan tahun. Keunggulan babi sebagai ternak potong untuk pnyediaan daging babi manusia telah diakui seluruh dunia.
Di Indonesia ternak babi telah cukup lama diketahui orang, namun pengetahuan tentang beternak babi yang benar dan produktif belum banyak diterapkan, mengingat kurangnya informasi, akibatnya peternakan babi di Indonesia cenderung masih dilakukan secara tradisional bahkan di sana-sini banyak peternakan babi yang dikelola secara sangat sederhana dalam arti belum dikandangkan secara baik, belum diperhatikan pakannya, pertumbuhannya, perkembangbiakannya maupun kesehatannya. Sebagai halnya ternak lain, babi yang di ternakan orang berasal dari binatang liar. Babi liar dijinakkan, dibudidayakan, berkembang dan terbukti bahwa babi-babi tersebut kemudian terkenal sebagai ternak penghasil daging yang paling unggul, karena kemampuannya cepat tumbuh (gemuk) dan cepat berkembang biak. Pembudidayaan babi dalam perkembangan peternakan babi secara modern di dunia ini menghasilkan berbagai jenis babi unggul, babi-babi mana telah menjadi ternak potong yang memegang peranan dalam memenuhi kebutuhan daging bagi manusia.
A. HASIL
Nama
peternak : Saragi
Nama
peternakan : Paguyuban petani babi “MEKAR”
Jumlah
Babi seluruhnya : 600 ekor
Jumlah
babi milik Bpk Saragi : 200 ekor
Jenis
babi : yorkshire
Pakan : jagung, bekatul, ampas tahu,
gaplek
Pemberian
pakan : 2 X sehari (pagi dan sore)
Biaya
Pakan : Rp. 200.000,- per hari
Penyakit
yang menyerang : gatal-gatal, terengah-engah, diare
Obat
gatal : Disuntik dan dibersihkan
Vitamin
untuk gatal : B-complex, Medoksi, Verbex
Pemasaran : Yogyakarta, Jakarta, tasikmalaya
Penanganan
Pasca mati : Dibakar dan diberikan
untuk pakan lele
B. PEMBAHASAN
Peternakan babi “paguyuban petani babi mekar” berdiri sejak tahun 1997 sampai dengan sekarang. Peternakan babi di Arcawinangun tidak mempunyai masalah yang serius. Lingkungan sekitar pun mendukung dengan adanya peternakan babi dikarenakan peternak babi berasal dari penduduk sekitar, dan membantu dalam memperoleh pendapatan keluarga. Peternak yang diwawancara yaitu Bpk. Saragi. Ternak babi yang dimiliki Bpk. Saragi berjumlah 200 ekor, sedangkan jumlah keseluruhan babi yang ada adalah 600 ekor.
1. PAKAN
Menurut Bpk. Saragi permasalahan yang dihadapi adalah banyaknya pengeluaran untuk biaya pakan, yaitu sebesar Rp. 200.000,- per hari. Pakan yang diberikan berupa jagung, bekatul, ampas tahu, dan gaplek. Pakan diberikan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore. pakan untuk 1 ekor babi yang disapih sebanyak 4-5 ember, sedangkan untuk bibit diberikan 1 ember. Babi juga diberikan vitamin B-complex, medoksi, verbex, yang bertujuan untuk mengobati dan mencegah penyakit gatal-gatal. Pemberian pakan pada babi dalam jumlah banyak belum tentu jaminan bahwa babi akan berkembang dengan baik, seperti yang diharapkan, apabila kwalitas makanan yang diberikan tidak memenuhi syarat gizi babi. Pemberian ransum merupakan faktor-faktor yang sama sekali tidak dapat dikesampingkan. Babi dalam pertumbuhan, perkembangbiakan, penggemukan dan kesehatanya memerlukan zat-zat tertentu, zat-zat mana bila sampai kekurangan, babi akan terserang penyakit diferensiasi. Periode stater (0 - 11 minggu), protein 20 - 22 % dan sebaknya diberi skin milk dan jagung giling. Periode Grower (10 - 24 minggu), protein 17 % ditambah hijauan segar, mineral dan vitamin. Penggemukan (sampai 10 bulan), protein 14 % dan diberikan pakan yang berkualitas sehingga bisa mencapai berat badan + 100 kg. Bibit, dengan protein 14 %, makanan yang berkadar serat tingi, dan hijauan segar tetapi ransum tidak perlu di masak. Makanan diberikan 2-3 kali sehari dan tidak mutlak harus dimasak
karena zat-zat vitamin dalam campuran makanan yang dimasak akan rusak atau hilang, namun ada pula yang perlu dimasak seperti ubi kayu, daun keladi dan kacang kedelai sebab mengandung racun, dapat menimbulkan gatal gatal, mengandung zat anti metabolik. Ternak babi disamping membutuhkan makanan juga membutuhkan air minum yang bersih setiap hari dan disediakan secara tak terbatas dalam kandang sehingga babi dapat minum sesuai dengan kebutuhannya.
Pembatasan pemberian pakan pada babi dara mengakibatkan awal pubertas terlambat. Pemberian pakan yang terbatas pada babi dara menjelang akan dikawinkan untuk pertama kali berakibat kalsium dan fosfor berkurang dari kebutuhanya dapat mengakibatkan permasalahan kelemahan kaki. Pakan yang diberikan pada babi dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu pakan berbentuk pelet dan tepung, sedangkan bila ditinjau dari segi hubunganya dengan pencampuran air dapat digolongkan menjadi dua yaitu pakan bentuk basah dan pakan bentuk kering.
2. KESEHATAN
Pemasalahan lain yang ada adalah berbagai jenis penyakit yang menyerang ternak babi, hal ini tidak begitu mengganggu, dikarenakan sudah dapat ditangani dengan cara memberikan obat sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang. Penyakit yang menyerang diantaranya gatal-gatal, terengah-engah dan diare. Pada saat wabah flu babi menyerang, peternakan arcawinangun tidak berpengaruh, karena peternakan arcawinangun mengantisipasinya dengan vaksin yang diberikan oleh dinas peternakan banyumas dan selalu menjaga lingkungan sekitar agar penyebaran tidak meluas. Dalam menjaga kebersihan kandang, kotoran babi harus ada penampungnya yang baik dan jauh dari kandang. Sistem pengairan dalam kandang harus baik dan dialirkan dalam bak penampungan yang jauh dari kandang . beberapa penyakit yang sering menyerang ternak babi antara lain : Brucellosis, Kholera, Penyakit Merah/Erisipelas, Anthrax, penyakit Ngorok, Scabies/Kurap dan Castro Enteritis. Untuk mencegah penyakit dapat dilakukan vaksinasi secara teratur dan pemberian obat sesuai jenis penyakit yang menyerang.
Feses babi juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Babi yang mati juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan lele dengan dibakar terlebih dahulu. Air dari peternakan juga mengalir ke penampungan, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Penduduk pun tidak Merasa terganggu karena manajemen pemeliharaanya sudah sangat baik, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Selain itu, dengan adanya peternakan babi juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar.
3. PERKANDANGAN
Kandang
mempunyai peranan penting dalam peternakan babi komersial, sebab kondisi
kandang
ikut menentukan hasil yang dapat dicapai. Pada pemeliharaan babi secara extensif, kandang dianggap tidak penting, sekedar dibuat tanpa diperhitungkan fungsi kandang yang efektif dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan babi yang diternakan. Kandang babi harus dibuat berdasarkan rancangan yang masak yang disesuaikan dengan fungsi dan segi-segi biologis babi, serta pengaruhnya pada segi profesional peternakan.
Ada dua jenis kandang untuk peternakan babi :
1. Jenis kandang tunggal : Kandang yang terdiri satu baris memanjang yang dipetak-petak.
2. Jenis kandang ganda : Kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya saling berhadapan atau mempunyai jalan ditengah untuk dapat memberikan pelayanan dan perawatan terhadap ternak babi.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang babi :
a. Kandang dibangun dengan model terbuka dibagian atas dinding kandang, supaya mendapat cukup sinar matahari dan pertukaran udara yang cukup baik. Bagian bawah kandang kalau memungkinkan dapat dibuat tembok setinggi 1 meter.
b. Lantai kandang sebaiknya dibuat dari dasar yang kuat dan kalau memungkinkan dapat dibuat lantai semen, tetapi usahakan jangan terlalu licin serta sedikit miring.
c. Disamping kandang dibuat saluran air, yang berfungsi membuang kotoran sewaktu membersihkan kandang. Lebar maupun dalam saluran kurang lebih 25 cm dan agak miring, kemudian letak pembuangan kotoran agak jauh dari kandang.
d. Atap dapat dibuat dari seng tetapi sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak menyerap panas misalnya daun sagu atau daun alang-alang.
e. Luas kandang
- Kandang beranak dengan ukuran 2,5 meter panjang dan lebar 1,5 meter
- Kandang untuk ekor pejantan berukuran 3 x 2 meter.
- Kandang untuk babi berumur 3 bulan - 1 tahun dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 1 meter untuk tiap ekor.
4. PEMILIHAN BIBIT
Banyak strain babi unggul sehingga peternak hendaknya dapat memilih strain babi yang disukainya dan dikaitkan pada sasaran pemeliharaan, misalnya untuk babi berlemak tinggi, babi pedaging yang besar, sedang dll. Misalnya dengan bertujuan memproduksi babi type sedang dengan kwalitas tinggi maka dia akan memilih babi stain. Ada beberapa jenis bibit babi antara lain Berksive, Chester White, Tamworth,Yorkshire, Sadleback, Hampshire, babi liar/celeng dll.
Ciri-ciri babi yang baik :
- Letak puting simetris.
- Ambing besar dengan saluran darah terlihat jelas.
- Tubuh padat dalam berisi.
- Kaki kokoh dan tegap.
Pemilihan bibit yang baik merupakan langkah awal keberhasilan suatu usaha peternakan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada waktu memilih bibit:
a. Babi yang sehat, bentuk tubuh yang baik ciri-cirinya : letak puting simetris dan jumlah 12 buah kiri dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh yang padat dan kompak, kaki yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang dibandingkan dari babi-babi yang sama umur.
b. Anak babi yang akan di ternakan sebaiknya berasal dari induk yang sering menghasilkan anak banyak atau biasanya mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam satu kelahiran dan sanggup atau menjaga anak-anaknya sampai saat lepas susu, maupun pejantan yang sanggup atau mempunyai kemampuan kawin serta menghasilkan anak lebih dari 5 ekor.
5. PEMILIHARAAN
Anak babi sejak lahir sampai berumur 10 hari menghadapi suatu masa kritis sebab anak babi sangat sensitif dan tidak berdaya menghadapi lingkungan yang berat. Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam pemeliharaan anak-anak babi misalnya:
- Pembuatan kandang dengan sekat pengaman dalam kandang, tempat makan.
- Menjaga kebersihan kandang secara teratur dan kontinyu.
- Segera setelah anak babi lahir, tali pusar diolesi obat merah untuk menghindari infeksi.
- Memberi makan dan minum secara teratur.
- Bila induk babi mati, anak babi yang masih kecil dapat dipisahkan ke induk yang lain atau diberi susu pengganti sebanyak 0,2-0,4 liter/ekor/hari sampai umur 4-5 minggu.
Babi jantan yang digunakan sebagai pejantan pada umur 10 bulan dapat mengawini 1 sampai 2 ekor babi betina/hari dan dalam seminggu jangan lebih dari 3 kali kawin. Perbandingan jumlah pejantan dan induk babi 1 ekor : 8-10 ekor. Anak babi yang tidak digunakan sebagai calon pejantan sebaiknya segera dikebiri berumur kira-kira 3 minggu. Babi yang digunakan sebagai calon induk dikawinkan pertama kali pada umur 9 bulan, sedangkan induk babi yang baru melahirkan sudah dapat dikawinkan kembali setelah umur 12 minggu atau setelah
DAFTAR
PUSTAKA
http//:
balitnak.com
Nugroho, E dan
Whendrato, I .1990. Beternak Babi.
Eka Offset. Semarang.
Setyaningrum, dkk. 2003. Manajemen Ternak Potong. Unsoed.
purwokerto
Cantumkan sumberny ya...